Surabaya - Festival Rujak Uleg ke-7 digelar di Kota Surabaya. Kali ini 1.250 peserta mengikuti festival yang digelar di Jalan Kembang Jepun. "Festival ini digelar untuk memperingati HUT ke 717 Surabaya," ujar Walikota Surabaya, Bambang DH, kepada wartawan seusai meresmikan pembukaan Festival Rujak Uleg 2010 di Jalan Kembang Jepun, Minggu (9/5/2010).Bambang menambahkan acara tahunan ini setiap tahunnya mesti kebanjiran peminat. Tak hanya dari Kota Surabaya, kota-kota sekitar juga turut berpartisipasi. Mahasiswa dari luar negeri yang sedang menimba ilmu di Surabaya juga turut memeriahkan festival yang saat pertama kali digelar mengambil tempat di Jalan Sedap Malam ini.
"Festival ini sudah menjadi agenda tahunan yang layak dijual," tambah Bambang.
Dari sisi peserta seperti tahun lalu, beberapa peserta dari setiap kelurahan berusaha menampilkan yang terbaik. Tidak hanya rasa rujaknya, para peserta juga ingin mengambil hati juri dengan mengenakan kostum atau pakaian yang menarik.
Seperti yang dilakukan oleh para istri marinir yang bertempat tinggal di RW IV Kelurahan Gunungsari, Kecamatan Dukuh Pakis ini. Meniru gaya suaminya, 5 orang ibu ini mengenakan pakaian tentara lengkap dengan ranselnya yang berisi tanaman untuk menyamarkan diri. Muka mereka juga dicoreng moreng persis seperti tentara yang sedang berperang.
"Hijau-hijau di belakang kami juga berisi ajakan warga untuk selalu menjaga lingkungan," ujar salah satu dari peserta, Suryati.
Dandanan antik lain juga diperagakan oleh ibu-ibu peserta dari Kelurahan Bongkaran, Kecamatan Pabean Cantikan. Berbeda dengan peserta lain, mereka mengenakan kostum makhluk halus dalam hal ini pocong. Terpaksa muka mereka dimake up sedemikian rupa agar terlihat seram lengkap dengan kain kafan yang membebat tubuh mereka.
Selain kedua kostum di atas, peserta lain juga ada yang mengenakan kostum nelayan, wayang, petani, pendukung Persebaya (bonek), badut dan lain-lain.(ahp)
Posting Komentar