Pemalang - Kecelakaan antara KA Argo Anggrek yang menabrak KA Senja Utama di lintasan Desa Jatimulyo, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah merupakan yang terparah selama 2010.
Pada Juni lalu juga terjadi kecelakaan KA Logawa jurusan Purwokerto - Jember keluar dari lintasan di Madiun. Akibatnya, enam orang tewas.
Kepala Humas PT KA Sugeng Priyono mengatakan kecelakaan di Pemalang kali ini merupakan yang terburuk dibandingkan dengan kecelakaan KA Logawa di Madiun. "Ya, ini yang terburuk selama 2010," katanya kepada Bisnis, siang ini.
Meskipun yang terburuk pada 2010, menurut dia, kecelakaan KA di Pemalang ini bukan yang terparah dalam satu dekade terakhir. "Yang terparah terjadi pada 2001," ungkapnya.
Berdasarkan penelusuran Bisnis, kecelakaan KA pada 25 Desember 2001 terjadi di Ketanggungan, Brebes, Jawa Tengah antara KA Empu Jaya jurusan Jakarta - Yogyakarta dan Gaya Baru Malam jurusan Surabaya -Jakarta dengan korban tewas mencapai 47 orang.
Sebelumnya, pada 2 September 2001 terjadi kecelakaan antara KA Cirebon Ekspres yang ditabrak KA Empu Jaya dengan korban tewas mencapai 40 orang. "Mudah-mudahan tidak sampai separah kecelakaan KA di 2001," kata Sugeng.
Seperti diberitakan sebelumnya, dini hari tadi terjadi tabrakan antara KA Argo Anggrek dengan Senja Utama di lintasan Desa Jatimulyo, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
Kereta Senja Utama jurusan Jakarta - Semarang yang sedang berhenti sekitar 100 meter sebelah barat Stasiun Petarukan ditabrak KA Argo Anggrek tujuan Surabaya yang melaju dari arah yang sama.
Analisa Penyebab Tabrakan Kereta Api di Pemalang : Analis transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menyatakan kemungkinan besar kecelakaan kereta api di Petarukan, Pemalang, akibat dari kelalaian manusia atau humman error.
"Kalau lihat rentetan peristiwanya ada kemungkinan kecelakaan ini akibat humman error," kata pakar transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata (Unika) Semarang ini kepada Tempo di Semarang, Sabtu (2/10).
Djoko menyatakan seorang masinis yang menjalankan kereta api dalam perjalanan jam 3.00 WIB pagi bisa saja mengalami kondisi lelah dan mengantuk. Karena lelah seperti itulah, dia menjalankan kereta api tidak sesuai dengan aturan yang ada. Akibatnya, kereta api yang melewati jalur perlintasan dan persimpangan tetap melaju kencang sehingga menabrak kereta api yang ada didepannya.
Seharusnya, kata Djoko, setiap masinis yang akan memberangkatkan kereta api diperiksa kesehatannya dulu.
Kemungkinan lain, tambah Djoko, seorang masinis yang menabrak kereta api di depannya itu melanggar sinyal sehingga kereta yang dikendalikan tetap melaju menabrak kereta api yang ada di depannya.
Jika bukan masinis yang bersalah, maka bisa juga yang bersalah adalah pengatur jalur kereta api yang ada di masing-masing stasiun. "Bisa saja petugas yang mengatur rute perjalanan karena seorang masinis akan mengikuti instruksi jalur kereta api," kata Djoko.
Jika penyebab kecelakaan bukan kesalahan manusia, kata Djoko, maka kemungkinan lain adalah akibat technical error. "Jika penyebabnya technical error maka kemungkinannya adalah rem kereta blong alias tidak berfungsi," kata Djoko.
Kereta Api Senja Utama jurusan Jakarta-Semarang sedang berhenti di sekitar 100 meter sebelah barat Stasiun Petarukan, Pemalang, ketika Kereta Argo Anggrek yang melaju dari arah yang sama menabrak bagian belakangnya. Lebih dari 30 orang tewas dan puluhan lain luka-luka akibat peristiwa nahas ini.
Posting Komentar