Lamongan - Mantan pelatih tim nasional Indonesia semakin dekat dengan Persela Lamongan. Sebentar lagi Kolev merealisasikan keinginannya kembali menukangi tim di Indonesia. Negoisasi Kolev dengan manajemen Persela dikabarkan sudah mendekati final. Bahkan, pelatih asal Bulgaria ini dalam dua hari ke depan sudah mendaratkan kakinya di Lamongan.
“Pembicaraan dengan Kolev lewat agennya Emmo Enterprise sudah mendekati final. Soal harga tidak ada masalah. Sama halnya dengan permintaan fasilitas lainnya, seperti tempat tinggal, kendaraan serta tiket pulang pergi ke Sofia,
Bulgaria,” beber Yuhronur, Bendahara Persela, Jumat 18 Juni 2010.
Berdasarkan pembicaraan dengan Hardimen Koto, agen Kolev, mantan arsitek Persija Jakarta itu sudah bisa dipekenalkan kepada LA Mania, kelompok suporter Persela, pekan depan.
Tak banyak informasi yang digali dari Hardimen. Ia malah sempat bertanya tentang informasi Kolev akan menukangi Persela. “Informasi dari mana,” katanya.
Tampaknya, mantan wartawan ini masih menutup mulut rapat-rapat soal Kolev. Ia menyebut Kolev masih berada di Sofia. Tapi setelah GOSport memberi penjelasan, Hardimen menyatakan bahwa pihaknya tengah mengurus administrasi Kolev agar segera bisa terbang ke Indonesia.
Dengan dipilihnya Kolev, maka otomatis harapan Joko Susilo untuk terus menukangi Jimmy Suparno dan kawan-kawan pada kompetisi mendatang pupus sudah. “Karya Joko tidak buruk selama melatih di Persela. Ia hanya luput dari dua poin yang dicanangkan. Tetapi target utama untuk tetap bertahan di Liga Super tercapai. Namun, kami ingin suasana
baru dan pencapaian yang lebih baik pula,” ungkap Yuhronur.
Sesuai keputusan rapat pengurus, materi pemain Laskar Joko Tingkir sepenuhnya diserahkan kepada Kolev. “Ya, seberapa banyak pemain lama yang dilepas atau dipertahankan tergantung pada pelatih baru. Dalam hal perekrutan pemain, pengurus tidak mau campur tangan karena pelatih lah yang tahu tentang pemain yang akan dibutuhkan. Ibarat juru masak, jika mau masak enak ia lah yang mempersiapkan bumbu yang dibutuhkan,” Yuhronur berfilosofi.
Sementara itu, Joko sendiri tak mau mempersoalkan keputusan manajemen yang menjatuhkan pilihan pada pelatih asing. “Bagi saya tak ada yang istimewa. Adalah biasa jika pelatih masa kontraknya tak diperpanjang atau dihujat jika gagal mengangkat performa tim. Tapi, yang pasti saya selalu bekerja maksimal dalam melakukan setiap pekerjaan,” ujar Joko.
Mengenai pendanaan Persela, ungkap Yuhronur yang juga Kepala BPD Lamongan ini, masih tetap mengandalkan APBD setempat. Alasannya, Persela belum bisa dijual pada pihak sponsor.
Pendapatan dari hasil penjualan tiket masuk juga tak bisa diandalkan karena kecilnya Stadion Surajaya serta minimnya daya beli masyarakat setempat. Stadion tersebut hanya mampu menampung 12.000 penonton sehingga tak heran jika dalam satu musim kompetisi hanya menyumbangkan Rp 1 miliar.(ahp)
Posting Komentar