Lamongan - Rencana relokasi Pasar Babat yang akan dilakukan Pemkab Lamongan nampaknya akan mengalami kendala. Pasalnya, sejumlah pedagang akan melakukan perlawanan untuk menolak rencana relokasi itu.
Penolakan para pedagang itu dilakukan dengan menyiapkan bambu runcing, sebagai alat melakukan perlawanan apabila penggusuran tetap dipaksakan oleh pihak pemda dan investor.
Salah seorang pedagang Pasar Babat, Purnomo, mengatakan bambu runcing yang mereka buat tersebut hanya sebagai simbol perlawanan mereka terhadap tindakan penggusuran yang dilakukan oleh Pemkab Lamongan bersama investor.
Purnomo menegaskan, aksi penolakan penggusuran akan mereka lakukan secara damai dan tidak anarkis. Karena pihaknya tidak ingin selalu dikorbankan. "Ini hanya persiapan saja," tegasnya, saat ditemui wartawan di Pasar Babat, Senin (1/11/2010) siang.
Selain membuat bambu runcing, para pedagang juga mempersiapkan kentongan yang nantinya akan dipakai sebagai alat komunikasi selama mereka berada di Pasar Babat.
Lebih jauh, Purnomo menegaskan, para pedagang di Pasar Babat tidak anti pembangunan. Mereka hanya berkeinginan agar para pedagang, Pemkab Lamongan dan investor bisa duduk bersama untuk membahas nasib pedagang nantinya.
"Selama nasib kami tidak jelas, maka kami menolak untuk digusur dari Pasar Babat," ujarnya.
Selama ini, tambah Purnomo, antara para pedagang dan Pemkab Lamongan tidak pernah terjalin komunikasi mengenai nasib mereka. Keinginan para pedagang, ujar Purnomo, hanya ingin kejelasan setelah Pasar Babat dibangun apakah mereka bisa menempati pasar lagi ataukah mereka akan selamanya pindah ke tempat relokasi.
Pemkab Lamongan, rencannya akan merelokasi pedagang Pasar Babat pada 9 November. Sebelum pelaksanaan relokasi, pedagang telah diberi waktu untuk untuk memindahkan dagangannya hingga Kamis 4 November lusa.
Home
Pemerintahan
Tolak Penggusuran, Pedagang Pasar Tradisional Babat Persnjatai Bambu Runcing
+ komentar + 1 komentar
wah-wah..kaya jaman perjuangan dong...
Posting Komentar